TUGAS
Sudi
Kasus Tentang Usaha Keluarga
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Kewirausahaan
Disusun
Oleh :
Fajar
Qur’anis
31120205
November 2013
ABSTRAK
Sekarang ini bisnis keluarga yang turun – temurun masih
banyak yang menjalankannya. Banyaknya bisnis yang dilakukan oleh suami – istri
yang sekarang dinamakan mom and pop enterprise. Usaha ini dikategorikan sebagai
usaha mandiri yang tidak tergantung pada dana, pinjaman bank atau instansi yang
bermunculan untuk membantu berdirinya suatu usaha. Kebanyakan usaha yang
didirikan oleh suami – istri diawali dengan menggunakan modal dari kantong
sendiri. Pengelolaan juga dikerjakan sendiri sebagai awal kemajuan perusahaan,
dengan bekal ilmu dan kreatifitas yang dimiliki.
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan yang dibangun pasangan suami – istri ini mampu
berkembang, lalu diwariskan kepada anak – cucu mereka. Meski awalnya industri
rumahan, banyak dari mereka yang mampu menjadi indutri rumahan yang terkenal di
daerah masing – masing. Hampir setiap daerah di negeri ini memiliki perusahaan
yang bisa dikategorikan sebagai mom and pop enterprise. Yakni, perusahaan yang
dibangun dan dikembangkan oleh suami – istri, dan biasanya diturunkan atau
diwariskan kepada generasi berikutnya. Berikut contohnya :
- Di Semarang contohnya ada, Toko Roti Oen dan Bandeng
Juwana yang terkenal turun – temurun sejak zaman dahulu.
- Di Bandung ada, Toko Kue Kartika Sari dan Sus Merdeka.
- Di Jakarta tentu saja banyak, antara lain Bakmi Gajah
Mada.
Memang, banyak dari mereka yang bisnisnya tumbuh pesat
dan omsetnya mencapai puluhan miliar rupiah per tahun dan memperkerjakan ribuan
karyawan. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang tidak terlalu ambisius
mengejar omset dengan berbagai pertimbangan. Ciri khas yang melekat pada bisnis
keluarga ini baik yang tumbuh pesat maupun moderat adalah konsistensi mereka
menekuni bisnis intinya sesuai dengan kompetensi yang diwariskan ayah – ibu
atau kakek – nenek mereka. Kompetensi tersebut boleh dibilang unik karena tak
semata keahlian dan keterampilan dalam hal produksi dan pemasaran, melainkan
juga mengadopsi nilai – nilai serta manajemen serta suasana kerja yang dibangun
oleh generasi pendiri yang telah terbukti berhasil melanggengkan bisnis mereka.
Dalam pengelolaan bisnis, sentuhan keluarga masih sangat
menonjol. Artinya, keterikatan hubungan seperti suami, istri, anak, menantu,
bahkan cucu, masih sangat kental mewarnai serta memengaruhi pengelolaan
perusahaan serta pengambilan keputusan bisnis sehari – hari. Posisi – posisi
penting dalam struktur manajemen perusahaan pun biasanya dipegang oleh para
anggota keluarga. Dan anggota keluarga tersebut telah mempunyai keahliannya
dalam bidang tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama
adalah family owned enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh
keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran
keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri
dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan
dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya.
Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah family
business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh
keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya
posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan
keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia.
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan
kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota
keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi bisnisnya. Lingkup dan luas
keterlibatan tersebut bervariasi dalambeberapa perusahaan. Dalam sebuah
restoran kecil, misalnya seorang istri/suami dapat bekerja sebagai seorang
pemilik dan manajer, sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat
bekerja di dapur atau sebagai pelayan.
Sebuah perusahaan juga diakui sebagai bisnis keluarga
ketika perusahaan tersebut dialihkan dari satu generasi ke genarasi berikutnya.
Sebagai contoh, perusahaan kerajinan tradisional di Garut, Tasik, Tegal, dan
Yogjakarta, mereka melakukan sesuatu pekerjaan yang turun temurun berasal dari
orang tuanya. Kebanyakan bisnis keluarga berukuran kecil. Bagaimanapun juga
pertimbangan keluarga dapat menjadi hal penting sekalipun bisnis tersebut
menjadi perusahaan besar kelak. Perusahaan besar di Amerika seperti Wal-Mart,
Levi Strauss, dan Ford* masih diakui dalam kapasitas sebagai bisnis keluarga.
Menjalani bisnis keluarga dan sukses, kadang kala tak
pernah terbayangkan oleh seseorang. Para pengusaha keluarga yang sukses itu
memang tak pernah membayangkan usahanya akan menggurita karena mereka memulai
bisnisnya dari skala yang sangat kecil. Bisnis keluarga selama ini identik
dengan usaha yang kerap menomorduakan profesionalisme. Ini terjadi karena dalam
bisnis keluarga cenderung mengutamakan prinsip-prinsip kekeluargaan.
Tiga kiat Sukses Bisnis Keluarga
:
Ø Mempunyai nilai-nilai
dasar yang kuat seperti kerajinan, kerendahhatian, dan ketulusan.
Ø Melihat generasi penerus
sebagai ‘jalinan’ dan melihat pertumbuhan sebagai indikasi kelanggengan bisnis
keluarga tersebut
Ø Menjalankan bisnis
keluarga secara professional, transparan, layaknya perusahaan publik.
Untuk sukses dalam mengembangkan bisnis keluarga sangat
tergantung dengan kepedulian anda untuk tetap melakukan innovasi dan
‘alignment’ antara pemengang sahan beserta management. Percikan-percikan kecil
harus segera dibereskan sebelum menimbulkan ketegangan dalam hubungan
berbisnis.
Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga
bermacam-macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga sebagai sumber
penghasilan utama, sementara yang lain hanya untuk sampingan, penyaluran minat
dan hobi saja, atau meneruskan usaha keluarga. Sebuah bisnis keluarga banyak
ynag akhirnya gagal karena manajemen yang tidak profesional dan tidak memiliki
landasan budaya perusahaan yang kuat. Seperti organisasi lainnya, bisnis
keluarga mengembangkan cara tertentu dalam menjalankan usahanya yang memberikan
keunikan tersendiri pada perusahaan. Pola perilaku yang khusus dan unik akan
membentuk budaya perusahaan.
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan
keyakinan yang berbeda-beda. Budaya perusahaan akan menjelaskan cara
berfungsinya suatu perusahaan. W.Gibb Dyer dalam Longenecker(2001), telah
mengidentifikasi suatu tatanan pola budaya yang mempergunakan tiga fase
perusahaan keluarga yaitu; bisnis sesungguhnya, keluarga dan pemerintah. Pola
bisnis, pola keluarga dan pola pemerintah membentuk konfigurasi budaya secara
keseluruhan sebagai budaya perusahaan keluarga. Kemampuan sebuah keluarga dalam
menjaga kerukunan antar anggotanya, memberikan peranan penting bagi para pelaku
usaha dalam mempertahankan eksistensi bisnis keluarga dalam waktu yang cukup
lama. Semoga sedikit tips bisnis ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca
dan menjadi salah satu motivasi baru bagi para pemula yang tertarik meneruskan
bisnis keluarganya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.
Kebebasan berekspresi dan bereksperimen menjadi keunggulan
perusahaan keluarga dalam melahirkan ide-ide bisnis yang segar, inovatif, dan
orisinal. Dibanding dengan kebanyakan perusahaan publik yang sering kali
bertumpu pada pertimbangan-pertimbangan pendek berdasarkan fluktuasi saham,
maka perusahaan keluarga umumnya cenderung memiliki sudut pandang jangka
panjang terhadap bisnisnya. Manajemen kekeluargaan juga menjadi ciri tersendiri
yang bisa membawa atmosfer positif terhadap performa karyawan, hubungan dengan
pelanggan, atau stakeholders penting lainnya.
Bisnis keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan
tahun jika dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya
keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh hari, untuk
mengenali seluk-beluk bisnis agar nantinya mampu melanjutkan kesuksesan yang
telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci
kesuksesan sejumlah bisnis keluarga.
Konflik antar anggota keluarga pemilik bisnis memang
acapkali terjadi di perusahaan-perusahaan yang masih kental aroma family
business-nya. Apalagi bila generasi pendiri (pertama) sudah meningggal dunia,
potensi konflik begitu terbuka. Banyak hal bisa jadi pemicu. Mulai dari
meributkan pembagian laba usaha, rebutan jabatan strategis, perbedaan pandangan
soal strategi dan arah bisnis, hingga ribut karena masuknya pihak ketiga, entah
itu campur tangan menantu atau besan.
Keselarasan pengelolaan antara suami dan istri itu sangat
penting. Makanya, kenapa bisnis suami istri itu lancar dan nyaris tanpa
gangguan itu karena adanya keselarasan tadi.
BAB III
KASUS
Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer
lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tahun 1895 - wafat tahun 1978 adalah
seorang wirausahawan di bidang industri jamu di Indonesia.
Sejarah Awal Berdirinya
Perusahaan Jamu
Ibu Meneer merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ia
menikah dengan pria asal Surabaya, dan kemudian pindah ke Semarang. Pada masa
pendudukan Belanda tahun 1900an, di masa-masa penuh keprihatinan dan sulit itu
suaminya sakit keras dan berbagai upaya penyembuhan sia-sia. Ibu Meneer mencoba
meramu jamu Jawa yang diajarkan orang tuanya dan suaminya sembuh. Sejak saat
itu, Ibu Meneer lebih giat lagi meramu jamu Jawa untuk menolong keluarga,
tetangga, kerabat maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan. Ia mencantumkan
nama dan potretnya pada kemasan jamu yang ia buat dengan maksud membina
hubungan yang lebih akrab dengan masyarakat yang lebih luas. Berbekal perabotan
dapur biasa, usaha keluarga ini terus memperluas penjualan ke kota-kota
sekitar.
Pada tahun 1919 atas dorongan keluarga berdirilah Jamu
Cap Potret Nyonya Meneer yang kemudian menjadi cikal bakal salah satu industri
jamu terbesar di Indonesia. Selain mendirikan pabrik Ny Meneer juga membuka
toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Perusahaan keluarga ini terus berkembang
dengan bantuan anak-anaknya yang mulai besar.
Pada tahun 1940 melalui bantuan putrinya, Nonnie, yang
hijrah ke Jakarta, berdirilah cabang toko Nyonya Meneer, di Jalan Juanda, Pasar
Baru, Jakarta.Di tangan Ibu dan anak, Nyonya Meneer dan Hans Ramana perusahaan
berkembang pesat.Nyonya Meneer meninggal dunia tahun 1978, generasi kedua yaitu
anaknya, Hans Ramana, yang juga mengelola bisnis bersama ibunya meninggal
terlebih dahulu pada tahun 1976. Operasional perusahaan kemudian diteruskan oleh
generasi ketiga yakni ke lima cucu Nyonya Meneer.
Namun ke lima bersaudara ini kurang serasi dan
menjatuhkan pilihan untuk berpisah. Kini perusahaan murni dimiliki dan
dikendalikan salah satu cucu Nyonya Meneer yaitu Charles Saerang. Sedangkan ke
empat orang saudaranya dan setelah menerima bagian masing-masing, memilih untuk
berpisah.
Pembelajaran perusahaan keluarga
Nyonya Meneer
Kasus perusahaan keluarga Nyonya Meneer dibukukan sebagai
studi kasus, versi bahasa Inggrisnya dipublikasikan Equinox dan dipergunakan
sebagai studi kasus ilmu pemasaran dan manajemen di sejumlah universitas di
Amerika. Buku yang berjudul "Bisnis Keluarga: Studi Kasus Nyonya Meneer,
Sebagai salah satu Perusahaan Obat Tradisional di Indonesia yang
Tersukses" (Family Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of
Indonesia's Most Successful Traditional Medicine Companies) diluncurkan di Puri
Agung, Hotel Sahid Jaya Jakarta bertepatan dengan perayaan 88 tahun berdirinya
Perusahaan Nyonya Meneer. Penerbitan buku ini kabarnya sempat ditentang oleh
keturunan Nyonya Meneer karena secara jelas menceritakan strategi pemasaran
produk jamu tradisional itu hingga merambah 12 negara. Buku ini menceritakan
dari usaha minoritas menjadi mayoritas dan konflik yang terjadi di perusahaan
keluarga ini. Begitu sengitnya pertikaian di tubuh PT Nyonya Meneer, Menaker
Cosmas Batubara saat itu ikut turun tangan. Sebab, pertikaian antar keluarga
sampai melibatkan ribuan pekerja perusahaan itu.
Pemasaran ke luar negeri
Perusahaan jamu Nyonya Meneer pada tahun 2006 berhasil
memperluas pemasaran jamu ke Taiwan sebagai bagian ekspansi perusahaan ke pasar
luar negeri setelah sebelumnya berhasil memasuki Malaysia, Brunei, Australia,
Belanda dan Amerika Serikat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bisnis keluarga jangan ditekankan pada aspek keluarganya
melainkan aspek bisnis itu sendiri. Jika hanya berlandaskan kekeluargaan maka
ketergantungan pada sosok tertentu sangat besar. Namun jika menekankan aspek
bisnisnya maka akan tercipta budaya pembelajaran yang berkelajutan. Banyak
perusahhan keluarga gulung tikar karena tidak berani membuka diri untuk
merekrut orang luar khususnya kalangan profesional. Padahal pengusaha sukses
belum tentu melahirkan pengusaha sukses dan sebaliknya banyak pengusaha sukses
justru bukan dari keluarga pengusaha.
Para pengusaha keluarga yang sukses itu memang tak pernah
membayangkan usahanya akan menggurita karena mereka memulai bisnisnya dari
skala yang sangat kecil. 3 Kiat Sukses Bisnis Keluarga :
·
Mempunyai nilai-nilai dasar yang kuat seperti kerajinan, kerendahhatian, dan
ketulusan.
·
Melihat generasi penerus sebagai ‘jalinan’ dan melihat pertumbuhan sebagai
indikasi kelanggengan bisnis keluarga tersebut
·
Menjalankan bisnis keluarga secara professional, transparan, layaknya
perusahaan publik.
Untuk sukses dalam mengembangkan bisnis keluarga sangat tergantung dengan kepedulian
kita untuk tetap melakukan innovasi dan ‘alignment’ antara pemengang saham
beserta management. Percikan-percikan kecil harus segera dibereskan sebelum
menimbulkan ketegangan dalam hubungan berbisnis.
Dikarenakan cintanya akan bidang yang ditekuni,
kegigihan, disiplin, visi dan dukungan total dari anak- anak, usaha itu
berkembang dari suatu usaha yang bersifat rumahan dan tradisional menjadi usaha
yang sangat terpandang di Indonesia dan mempekerjakan ribuan pegawai.
4.2 Saran
Ø Dari semua pengetahuan yang saya peroleh dari
PT. Ny Meneer, saya menyarankan agar PT. Ny Meneer bisa menjadi perusahaan jamu
tradisional yang alami, yang terus berkembang sampai nanti dan selalu
memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.
Ø Kita sebagai generasi muda harus mengerti
tentang jamu tradisional yang sekarang sudah jarang di zaman seperti sekarang
ini. Bukan hanya mengetahui tentang obat-obatan kimia yang banyak diapotik yang
terkesan lebih modern daripada jamu tradisional yang lebih ketinggalan zaman.
4.3
Penutup
Demikian hasil dari tugas saya
terhadap perusahaan Ny Meneer yang berkaitan dengan bisnis keluarga yang turun
temurun. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar