Sabtu, 16 November 2013

Pengantar Kewirausahaan

TUGAS
Sudi Kasus Tentang Usaha Keluarga
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Kewirausahaan
http://www.ibiicareer.com/files/company_logo/logo_kkg_sob_0.gif
Disusun Oleh :
Fajar Qur’anis
31120205
November 2013


ABSTRAK
Sekarang ini bisnis keluarga yang turun – temurun masih banyak yang menjalankannya. Banyaknya bisnis yang dilakukan oleh suami – istri yang sekarang dinamakan mom and pop enterprise. Usaha ini dikategorikan sebagai usaha mandiri yang tidak tergantung pada dana, pinjaman bank atau instansi yang bermunculan untuk membantu berdirinya suatu usaha. Kebanyakan usaha yang didirikan oleh suami – istri diawali dengan menggunakan modal dari kantong sendiri. Pengelolaan juga dikerjakan sendiri sebagai awal kemajuan perusahaan, dengan bekal ilmu dan kreatifitas yang dimiliki.


BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan yang dibangun pasangan suami – istri ini mampu berkembang, lalu diwariskan kepada anak – cucu mereka. Meski awalnya industri rumahan, banyak dari mereka yang mampu menjadi indutri rumahan yang terkenal di daerah masing – masing. Hampir setiap daerah di negeri ini memiliki perusahaan yang bisa dikategorikan sebagai mom and pop enterprise. Yakni, perusahaan yang dibangun dan dikembangkan oleh suami – istri, dan biasanya diturunkan atau diwariskan kepada generasi berikutnya. Berikut contohnya :
-       Di Semarang contohnya ada, Toko Roti Oen dan Bandeng Juwana yang terkenal turun – temurun sejak zaman dahulu.
-       Di Bandung ada, Toko Kue Kartika Sari dan Sus Merdeka.
-       Di Jakarta tentu saja banyak, antara lain Bakmi Gajah Mada.
Memang, banyak dari mereka yang bisnisnya tumbuh pesat dan omsetnya mencapai puluhan miliar rupiah per tahun dan memperkerjakan ribuan karyawan. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang tidak terlalu ambisius mengejar omset dengan berbagai pertimbangan. Ciri khas yang melekat pada bisnis keluarga ini baik yang tumbuh pesat maupun moderat adalah konsistensi mereka menekuni bisnis intinya sesuai dengan kompetensi yang diwariskan ayah – ibu atau kakek – nenek mereka. Kompetensi tersebut boleh dibilang unik karena tak semata keahlian dan keterampilan dalam hal produksi dan pemasaran, melainkan juga mengadopsi nilai – nilai serta manajemen serta suasana kerja yang dibangun oleh generasi pendiri yang telah terbukti berhasil melanggengkan bisnis mereka.
Dalam pengelolaan bisnis, sentuhan keluarga masih sangat menonjol. Artinya, keterikatan hubungan seperti suami, istri, anak, menantu, bahkan cucu, masih sangat kental mewarnai serta memengaruhi pengelolaan perusahaan serta pengambilan keputusan bisnis sehari – hari. Posisi – posisi penting dalam struktur manajemen perusahaan pun biasanya dipegang oleh para anggota keluarga. Dan anggota keluarga tersebut telah mempunyai keahliannya dalam bidang tersebut.






BAB II
LANDASAN TEORI
Perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah family owned enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya.
Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia.
Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi bisnisnya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalambeberapa perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil, misalnya seorang istri/suami dapat bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer, sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atau sebagai pelayan.
Sebuah perusahaan juga diakui sebagai bisnis keluarga ketika perusahaan tersebut dialihkan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Sebagai contoh, perusahaan kerajinan tradisional di Garut, Tasik, Tegal, dan Yogjakarta, mereka melakukan sesuatu pekerjaan yang turun temurun berasal dari orang tuanya. Kebanyakan bisnis keluarga berukuran kecil. Bagaimanapun juga pertimbangan keluarga dapat menjadi hal penting sekalipun bisnis tersebut menjadi perusahaan besar kelak. Perusahaan besar di Amerika seperti Wal-Mart, Levi Strauss, dan Ford* masih diakui dalam kapasitas sebagai bisnis keluarga.
Menjalani bisnis keluarga dan sukses, kadang kala tak pernah terbayangkan oleh seseorang. Para pengusaha keluarga yang sukses itu memang tak pernah membayangkan usahanya akan menggurita karena mereka memulai bisnisnya dari skala yang sangat kecil. Bisnis keluarga selama ini identik dengan usaha yang kerap menomorduakan profesionalisme. Ini terjadi karena dalam bisnis keluarga cenderung mengutamakan prinsip-prinsip kekeluargaan.
Tiga kiat Sukses Bisnis Keluarga :
Ø  Mempunyai nilai-nilai dasar yang kuat seperti kerajinan, kerendahhatian, dan ketulusan.
Ø  Melihat generasi penerus sebagai ‘jalinan’ dan melihat pertumbuhan sebagai indikasi kelanggengan bisnis keluarga tersebut
Ø  Menjalankan bisnis keluarga secara professional, transparan, layaknya perusahaan publik.
Untuk sukses dalam mengembangkan bisnis keluarga sangat tergantung dengan kepedulian anda untuk tetap melakukan innovasi dan ‘alignment’ antara pemengang sahan beserta management. Percikan-percikan kecil harus segera dibereskan sebelum menimbulkan ketegangan dalam hubungan berbisnis.

Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga bermacam-macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga sebagai sumber penghasilan utama, sementara yang lain hanya untuk sampingan, penyaluran minat dan hobi saja, atau meneruskan usaha keluarga. Sebuah bisnis keluarga banyak ynag akhirnya gagal karena manajemen yang tidak profesional dan tidak memiliki landasan budaya perusahaan yang kuat. Seperti organisasi lainnya, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu dalam menjalankan usahanya yang memberikan keunikan tersendiri pada perusahaan. Pola perilaku yang khusus dan unik akan membentuk budaya perusahaan.
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda. Budaya perusahaan akan menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan. W.Gibb Dyer dalam Longenecker(2001), telah mengidentifikasi suatu tatanan pola budaya yang mempergunakan tiga fase perusahaan keluarga yaitu; bisnis sesungguhnya, keluarga dan pemerintah. Pola bisnis, pola keluarga dan pola pemerintah membentuk konfigurasi budaya secara keseluruhan sebagai budaya perusahaan keluarga. Kemampuan sebuah keluarga dalam menjaga kerukunan antar anggotanya, memberikan peranan penting bagi para pelaku usaha dalam mempertahankan eksistensi bisnis keluarga dalam waktu yang cukup lama. Semoga sedikit tips bisnis ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan menjadi salah satu motivasi baru bagi para pemula yang tertarik meneruskan bisnis keluarganya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.
Kebebasan berekspresi dan bereksperimen menjadi keunggulan perusahaan keluarga dalam melahirkan ide-ide bisnis yang segar, inovatif, dan orisinal. Dibanding dengan kebanyakan perusahaan publik yang sering kali bertumpu pada pertimbangan-pertimbangan pendek berdasarkan fluktuasi saham, maka perusahaan keluarga umumnya cenderung memiliki sudut pandang jangka panjang terhadap bisnisnya. Manajemen kekeluargaan juga menjadi ciri tersendiri yang bisa membawa atmosfer positif terhadap performa karyawan, hubungan dengan pelanggan, atau stakeholders penting lainnya.
Bisnis keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh hari, untuk mengenali seluk-beluk bisnis agar nantinya mampu melanjutkan kesuksesan yang telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan sejumlah bisnis keluarga.
Konflik antar anggota keluarga pemilik bisnis memang acapkali terjadi di perusahaan-perusahaan yang masih kental aroma family business-nya. Apalagi bila generasi pendiri (pertama) sudah meningggal dunia, potensi konflik begitu terbuka. Banyak hal bisa jadi pemicu. Mulai dari meributkan pembagian laba usaha, rebutan jabatan strategis, perbedaan pandangan soal strategi dan arah bisnis, hingga ribut karena masuknya pihak ketiga, entah itu campur tangan menantu atau besan.
Keselarasan pengelolaan antara suami dan istri itu sangat penting. Makanya, kenapa bisnis suami istri itu lancar dan nyaris tanpa gangguan itu karena adanya keselarasan tadi.






BAB III
KASUS
Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, pada tahun 1895 - wafat tahun 1978 adalah seorang wirausahawan di bidang industri jamu di Indonesia.

Sejarah Awal Berdirinya Perusahaan Jamu
Ibu Meneer merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ia menikah dengan pria asal Surabaya, dan kemudian pindah ke Semarang. Pada masa pendudukan Belanda tahun 1900an, di masa-masa penuh keprihatinan dan sulit itu suaminya sakit keras dan berbagai upaya penyembuhan sia-sia. Ibu Meneer mencoba meramu jamu Jawa yang diajarkan orang tuanya dan suaminya sembuh. Sejak saat itu, Ibu Meneer lebih giat lagi meramu jamu Jawa untuk menolong keluarga, tetangga, kerabat maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan. Ia mencantumkan nama dan potretnya pada kemasan jamu yang ia buat dengan maksud membina hubungan yang lebih akrab dengan masyarakat yang lebih luas. Berbekal perabotan dapur biasa, usaha keluarga ini terus memperluas penjualan ke kota-kota sekitar.
Pada tahun 1919 atas dorongan keluarga berdirilah Jamu Cap Potret Nyonya Meneer yang kemudian menjadi cikal bakal salah satu industri jamu terbesar di Indonesia. Selain mendirikan pabrik Ny Meneer juga membuka toko di Jalan Pedamaran 92, Semarang. Perusahaan keluarga ini terus berkembang dengan bantuan anak-anaknya yang mulai besar.
Pada tahun 1940 melalui bantuan putrinya, Nonnie, yang hijrah ke Jakarta, berdirilah cabang toko Nyonya Meneer, di Jalan Juanda, Pasar Baru, Jakarta.Di tangan Ibu dan anak, Nyonya Meneer dan Hans Ramana perusahaan berkembang pesat.Nyonya Meneer meninggal dunia tahun 1978, generasi kedua yaitu anaknya, Hans Ramana, yang juga mengelola bisnis bersama ibunya meninggal terlebih dahulu pada tahun 1976. Operasional perusahaan kemudian diteruskan oleh generasi ketiga yakni ke lima cucu Nyonya Meneer.
Namun ke lima bersaudara ini kurang serasi dan menjatuhkan pilihan untuk berpisah. Kini perusahaan murni dimiliki dan dikendalikan salah satu cucu Nyonya Meneer yaitu Charles Saerang. Sedangkan ke empat orang saudaranya dan setelah menerima bagian masing-masing, memilih untuk berpisah.

Pembelajaran perusahaan keluarga Nyonya Meneer
Kasus perusahaan keluarga Nyonya Meneer dibukukan sebagai studi kasus, versi bahasa Inggrisnya dipublikasikan Equinox dan dipergunakan sebagai studi kasus ilmu pemasaran dan manajemen di sejumlah universitas di Amerika. Buku yang berjudul "Bisnis Keluarga: Studi Kasus Nyonya Meneer, Sebagai salah satu Perusahaan Obat Tradisional di Indonesia yang Tersukses" (Family Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of Indonesia's Most Successful Traditional Medicine Companies) diluncurkan di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya Jakarta bertepatan dengan perayaan 88 tahun berdirinya Perusahaan Nyonya Meneer. Penerbitan buku ini kabarnya sempat ditentang oleh keturunan Nyonya Meneer karena secara jelas menceritakan strategi pemasaran produk jamu tradisional itu hingga merambah 12 negara. Buku ini menceritakan dari usaha minoritas menjadi mayoritas dan konflik yang terjadi di perusahaan keluarga ini. Begitu sengitnya pertikaian di tubuh PT Nyonya Meneer, Menaker Cosmas Batubara saat itu ikut turun tangan. Sebab, pertikaian antar keluarga sampai melibatkan ribuan pekerja perusahaan itu.

Pemasaran ke luar negeri
Perusahaan jamu Nyonya Meneer pada tahun 2006 berhasil memperluas pemasaran jamu ke Taiwan sebagai bagian ekspansi perusahaan ke pasar luar negeri setelah sebelumnya berhasil memasuki Malaysia, Brunei, Australia, Belanda dan Amerika Serikat.



BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bisnis keluarga jangan ditekankan pada aspek keluarganya melainkan aspek bisnis itu sendiri. Jika hanya berlandaskan kekeluargaan maka ketergantungan pada sosok tertentu sangat besar. Namun jika menekankan aspek bisnisnya maka akan tercipta budaya pembelajaran yang berkelajutan. Banyak perusahhan keluarga gulung tikar karena tidak berani membuka diri untuk merekrut orang luar khususnya kalangan profesional. Padahal pengusaha sukses belum tentu melahirkan pengusaha sukses dan sebaliknya banyak pengusaha sukses justru bukan dari keluarga pengusaha.
Para pengusaha keluarga yang sukses itu memang tak pernah membayangkan usahanya akan menggurita karena mereka memulai bisnisnya dari skala yang sangat kecil. 3 Kiat Sukses Bisnis Keluarga :
·         Mempunyai nilai-nilai dasar yang kuat seperti kerajinan, kerendahhatian, dan ketulusan.
·         Melihat generasi penerus sebagai ‘jalinan’ dan melihat pertumbuhan sebagai indikasi kelanggengan bisnis keluarga tersebut
·         Menjalankan bisnis keluarga secara professional, transparan, layaknya perusahaan publik.
Untuk sukses dalam mengembangkan bisnis keluarga sangat tergantung dengan kepedulian kita untuk tetap melakukan innovasi dan ‘alignment’ antara pemengang saham beserta management. Percikan-percikan kecil harus segera dibereskan sebelum menimbulkan ketegangan dalam hubungan berbisnis.
Dikarenakan cintanya akan bidang yang ditekuni, kegigihan, disiplin, visi dan dukungan total dari anak- anak, usaha itu berkembang dari suatu usaha yang bersifat rumahan dan tradisional menjadi usaha yang sangat terpandang di Indonesia dan mempekerjakan ribuan pegawai.





4.2 Saran
Ø   Dari semua pengetahuan yang saya peroleh dari PT. Ny Meneer, saya menyarankan agar PT. Ny Meneer bisa menjadi perusahaan jamu tradisional yang alami, yang terus berkembang sampai nanti dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.
Ø   Kita sebagai generasi muda harus mengerti tentang jamu tradisional yang sekarang sudah jarang di zaman seperti sekarang ini. Bukan hanya mengetahui tentang obat-obatan kimia yang banyak diapotik yang terkesan lebih modern daripada jamu tradisional yang lebih ketinggalan zaman.


4.3 Penutup
Demikian hasil dari tugas saya terhadap perusahaan Ny Meneer yang berkaitan dengan bisnis keluarga yang turun temurun. Semoga bermanfaat.



Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar